Ada hal yang selalu aku ingin tulis saat bahagia. Tapi berbeda dengan sekarang. Kali ini kamu yang membuat cerita bahagia itu. Terimakasih telah mewarnainya dengan indah. Terimakasih tidak memberikan noda pada warnanya.
Kamu yang telah sabar menungguku, untuk membalaskan rasamu. Kamu yang sabar untuk meyakinkan hatiku. Kamu yang sabar untuk membuatku punya rasa sayang kepadamu. Memang benar rasa sayang datang karena terbiasa, dan semoga saja rasa sayang ini bertahan untuk waktu yang tak ditentukan.
Tapi kamu tahu apa yang membuat cerita ini berbeda, hingga aku takut untuk menuliskanya?
Kamu itu sahabatku yang selalu mendengarkan keluhanku, keresahanku hingga kebahagiaanku.
Aku hanya takut bila terjadi hal buruk. Iya hal buruk pada hubungan kita nanti. Jujur saja aku paling takut bila mempunyai hubungan dengan sahabat sendiri. Karena semua pasti tak akan sama seperti semula. Bisa jadi sangat bertolak belakang. Semoga saja hal yang paling kutakuti ini tak pernah terjadi. Kehilangan yang teristimewa sekaligus sahabat sendiri.
Rasa nyamanku perlahan datang dari sikapmu yang terbuka, aku tak tahu nyaman sebagai sahabat atau lebih dari itu. Tapi aku selalu berharap lebih dari itu.
Biarlah kini cerita bahagiaku dan kamu berjalan seperti ini, apa adanya seperti air sungai yang menuju lautan. Siapa juga yang akan tahu kedepanya nanti? Aku, kamu dan manusia lain pun tak ada yang tahu. Intinya aku sudah terlalu nyaman seperti ini. Nyaman dengan sikap masnismu padaku. Nyaman untuk menceritakan banyak hal padamu. Nyaman bisa berada disampingmu. Dan aku ingin terus begini
-Vranabilah-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar