Gak tersa sekolah udah masuk 3 bulan, kali ini sudah memasuki bulan puasa dan aku merasa hampir nyaman dengan teman baruku. Aku tahu mereka tidak seasik sahabat-sahabat ku, karena aku juga baru mengenal mereka 3 bulan. Tirta sang KM menghampiriku...
"Nia, gue mau minta pendapat nih. Kan rencananya kelas kita mau ngadain buka puasa bareng kamu tau gak tempat yang asik buat kita sekelas?"
"Stop. Tolong jangan panggil gue nia cukup vir, oke." menjawab kesal tetapi dengan nada rendah.
"Maaf ya aku gak tau kalo lo ga suka dipanggil nia. oke vir jadi tau tempatnya gak?" tanyanya lagi
"Kalau menurut gue enakan di Bandar Cafe aja, soalnya disitu bisa mesen tempat duduk sampai 40an."
Tirta melangkah kedepan kelas sambil ingin menunjukan bahwa dia akan memberi pengumuman.
"Teman-teman hari minggu kita mau ngadain acara buka bersama di Bandar cafe, gue harap banget kehadiran kalian ya"
"Oke bos" jawab beberapa anak.
"Tirta, lo kenapa langsung ngumumin ke depan kalo di Bandar cafe tanpa tanya yang lain?"
"Virnia menurut aku kamu yang lebih tau daerah disini karena rumah kamu dideket sini kan? jadi aku langsung ambil keputusan."
"Terserah deh gue lagi gak mau berantem sama siapa pun." pungkasku.
"Vir gue minta nanti pas buka bersama lo dateng lebih awal ya?"
"Cie tirta minta virnia aja yang dateng lebih awal. cikiciw." Rara memotong pembicaraan Tirta
"Lah? kenapa harus gue coba? kenapa gak yang lainya?" tanyaku heran
"Hmmm... soalnya... oiya kan kamu yang biasa kesana jadi nanti kita yang pesen tempat, gapapa kan?"
"Yaudah deh demi kelas. DEMI KELAS."
Dan yang lainya tertawa ketika aku bilang 'DEMI KELAS' dengan mata melotot.
Hari
sangat berjalan sangat cepat, hari
minggu tiba dan tepat pukul 5 sore aku berangkat menuju Bandar café sesuai
keinginan Tirta.
*Tirta : Virnia kamu dimana aku ada diparkiran
Bbm masuk dan aku langsung menuju keparkiran Bandar café untuk
mencari Tirta.
“Kenapa lo masih disini ayo pesen tempat” Ajakku kepada
Tirta
“Oh iya ayok”
“Mba kami ingin pesan tempat untuk 40n orang bisa kan?”
Ucapku kepada pelayan restaurant tersebut.
“Bisa, untuk jam berapa ya?”
“Untuk sekarang sampai sekitar pukul 8 malam”
“Tapi kami tinggal sebentar ya mba” tirta memotong
pembicaraanku kepada pelayan.
Sesudah
memesan tempat Tirta langsung menarik tanganku dan mengajaku duduk di motor
yang akan ia kendarai.
“Apaan sih? Kita mau kemana”
“Udah deh vir ikut aja aku gak bakal apa-apain kamu kok”
Tapi entah kenapa aku mau saja diajak Tirta yang tidak tahu
kemana tujuanya. Dan kusadari ternyata Tirta membawaku kesebuah taman yang ada
danaunya. Dia mengeluarkan sebuah flower crown dari semak-semak yang mingkin
sudah dipersiapkanya terlebih dahulu. Lalu memakaikanya kekepala ku
“Virnia aku ingin jujur, aku suka sama kamu. Aku tahu
sebenarnya kamu lupa dengan aku yang padahal sejak umur 5 tahun sudah saling
kenal” Tirta membuatku kaget.
“Kamu sayang? Tunggu
jadi lo itu tirta temen TK gue yang dulu suka main ayunan bareng disekolah?”
“Iya itu aku, aku sayang sama kamu vir. Aku ingin
kamu tahu itu, juga sebaliknya aku minta jawaban segera dari kamu.”
“Tirta, baru 3 bulan kita kenal disekolah. Yah walaupum
sebenarnya udah dari TK, lagian apa sih yang kamu suka dari aku?” penasaran itu
membuatku bingung.
“Apa harus itu disebut? Aku suka cara kamu yang jutek ke
aku, aku suka kamu yang periang, aku juga suka senyum dan ketawa lepas kamu.”
“Tapi aku belum ada rasa sama kamu, aku gak mau buat kamu
jadi bahan percobaan ta.”
“Aku siap jadi bahan percobaan kamu dan melihat hasilnya
walau itu buruk.”
“Dua hari, ya kasih dua hari aja. Selasa 8 september pasti
aku jawab. Jam pulang sekolah.” Aku kehabisan akal untuk mengelak.
Segera
aku meminta Tirta untuk kembali ke Bandar café dengan alasan banyak yang sudah datang.
Ditempat aku menjadi sangat kaku dan
diam, aku masih bingung kenapa ini terjadi.
“Virnia kenapa kamu bawa flower crown? Lucu deh beli dimana?”
Tanya Anges kepadaku
“Oh.. hmm ini titipan adiku. Belinya di online shop temen”
Acara tadi
tidak terlalu seru untuku tapi yang lainya menganggap itu seru, jelas karena
sedari tadi aku selalu memikirkan yang terjadi di danau. Besok sudah hari senin
lalu besoknya hari selalsa, kenapa aku sangat bodoh hanya meminta waktu dua
hari untuk memutuskan hal tersebut. Harusnya seperti di sinetron saja meminta
waktu 3 hari. Kini hari senin ada didepan mata, semenjak Tirta menembaku ia
selalu meliriku, tetapi dia jadi jarang menghampiriku untuk menanyakan sesuatu.
Biasanya saja dalam sehari dia menghampiriku hingga 10 kali. Hatiku jadi
bedegup kencang ketika Tirta kembali meliriku. Untung saja bel pulang segera
berbunyi dan aku langsung meuju keluar gerbang sekolah. Tetapi tanpa sengaja
aku bertemu dengan ka Ilham.
“hai virnia, kamu mau pulang sama siapa?” ledek ka Ilham
“Hmmm naik ojek kak, mau nganterin nih ceritanyaaaa”
“Hayuk deh naik sekalian aku mau cerita nih lanjutan bbm
kemarin”
“Oiya kak gimana hubunganya sama kak itu hahaha” agak gak
ikhlas nanya tapi biar ga hambar aja deh.
“Dek semenjak lo ngasih saran untuk terus deketin dia
sekarang gue udah jadian loh”
Virnia
kamu kuat ayok jangan ketahuan nangis plis. Rasanya nahan itu gak enak. Tarik
nafas…
“Congrats kak bagi bagi Pajak loh haha” sembari menahan air
mata yang hampir menetes
“gampang lah dek besok yah jalan. Sekalian aku mau ngenalin
kamu sama pacar baru aku Ciara”